Ion P8400DL, Halus Dibelai

On Senin, Maret 09, 2009

Sebuah netbook awalnya diciptakan untuk menangani tugas yang tidak terlalu berat. Tujuan utamanya adalah memungkinkan penggunanya untuk nge-net di mana saja dan kapan saja. Karena itulah fitur Wi-Fi (802.11) adalah fitur wajib di sebuah netbook, selain tersedianya port untuk jaringan (LAN). Tidak ada satu pun netbook yang tidak menyertakan kedua fitur ini.



Maka adanya tambahan—berupa port modem—menjadi cukup menyenangkan pada Ion P8400DL yang dibesut oleh Metrodata e-Bisnis ini. Ya, sebuah port modem (RJ-11) terlihat hadir di sisi kanan unit, diapit oleh port LAN (RJ-45), dan port USB. Nge-net pun tidak terbatas pada tersedianya fasilitas hotspot atau jaringan di sebuah lokasi.

Adanya pilihan untuk nge-net via modem dial-up ini bermanfaat khususnya ketika kita berada di lokasi yang belum menyediakan fitur hotspot atau koneksi HSPA atau yang biaya koneksi via jaringan seluler masih kurang terjangkau kantong, misalnya di daerah.

Alhasil fitur koneksi pada Ion P8400DL ini sungguh lengkap. Untuk nirkabel tersedia Bluetooth 2,4GHz dan Wi-Fi (802.11 b/g). Untuk koneksi berkabel ada tiga port USB yang disebar di sisi kanan dan kiri unit, port LAN, dan juga port modem.

Eh, sebelum kita membahas netbook Ion P8400DL lebih detil, yuk kita cermati dulu fisiknya.

Halus saat Dibelai
Pertama-tama kita lihat dulu tampilannya. Sebab zaman sekarang tampilan sangat penting, apalagi bila netbook itu sering kita 'pertontonkan', eh maksudnya pakai di tempat umum seperti kafe. Bangga bukan bila orang melirik netbook kita akibat tampilannya yang—menyitir iklan 3—cuakep, cuakep, cuakep. Nah dalam hal kecakepan, Ion P8400DL ini dapat diandalkan.

Lihatlah casing-nya yang hitam pekat dan mengilat itu. Casing ini pun tidak tampil polos seperti kebanyakan netbook saat ini. Sudah ada pola penghias di sana, yang bisa dipilih antara pola bee hive alias ala sarang lebah, dan pola bergelombang (pattern waves). Jadi kita tidak perlu repot-repot menambahkan skin lain untuk membuat netbook ini tampil menonjol.

Casing atas ini halus bila dibelai, dan pola-pola yang tergambar di sana pun halus, karena pola tersebut memang dibuat secara khusus dengan teknik in mold roller (IMR). Teknik injeksi gambar ini menyebabkan gambar dan juga casing secara keseluruhan terlihat menyatu sekaligus mewah. Gambar pun konon tidak akan luntur kendati digosok dengan kain lap, atau bergesekan dengan tangan.

Kemulusan teknik IMR ini juga terlihat membingkai layar LCD Ion P8400DL yang selebar (diagonal) 10,2 inci itu. Namun, cover casing panel keyboard dan juga bagian belakang netbook ini tidak menerapkan teknik IMR yang kabarnya mahal itu.

Alhasil panel keyboard, termasuk bagian palmrest, dan seluruh bagian belakang netbook yang juga berwarna hitam terlihat agak bertekstur. Terasa agak kasar saat disentuh dengan ujung jemari. Namun, ini sebenarnya membawa berkah. Sebab palmrest menjadi tidak cepat kotor akibat rajin mengumpulkan sidik jari pemegangnya, seperti yang terjadi pada casing atas netbook. Netbook pun lebih nyaman dan aman dipegang karena tidak licin.


Kiri dan Kanan Padat, Depan dan Belakang Lega
Mari kita sudahi perbincangan tentang kemulusan Ion P8400DL. Kita alihkan perhatian pada fasilitas fisiknya. Kita mulai dari sisi kiri unit dulu ya. Di sisi ini terlihat berjajar dari belakang ke arah depan kisi-kisi ventilasi, dan masing-masing sebuah jack DC-in, port VGA-out, port USB, dan jack mikropon serta jack headphone.

Sementara itu sisi kanan memamerkan—juga urut dari arah belakang ke depan unit—sebuah lubang security lock, port RJ-45 (LAN), port RJ-11 (modem), dua port USB, dan sebuah 3-in-1 card reader. Card reader ini bisa menerima tiga tipe kartu memori: Secure Digital (SD), Multimedia Card (MMC), dan Memory Stick (MS).

Di bagian belakang unit tidak tampak apa pun. Bagian belakang unit ini memang didedikasikan untuk tempat kompartemen baterai.

Namun di bagian depan unit, tepatnya di panel keyboard bawah sisi kiri terlihat jajaran empat LED. Keempatnya diberi label icon pengenal. LED yang paling kiri adalah LED power yang akan berwarna orange saat baterai diiisi ulang. Tepat di sebelah kanannya adalah LED yang mengindikasikan aktif/tidaknya numeric keypad. Berikutnya adalah LED indikator Caps lock, dan yang terakhir adalah LED status Wi-Fi/Bluetooth. Ketiga LED ini akan memancarkan warna biru terang saat aktif.

Webcam Perlu Cahaya, tapi LCD-nya Jernih
Yuk kita buka cover-nya. Begitu cover dibuka mata kita akan langsung tertumbuk pada sebuah lingkaran kecil yang berada tepat di tengah bingkai panel LCD. Inilah Webcam dengan resolusi 1,3 megapixel. Untuk mengaktifkannya, Metrodata sudah menyediakan sebuah aplikasi khusus bernama Ampcap. Jadi untuk bernasis-ria, kita tinggal mengaktifkan aplikasi dan mulai bergaya di depan webcam tersebut.

Eh sebenarnya tidak tepat begitu juga jika Anda ingin merekam hasilnya sebagai klip video. Jika aksi narsis-ria itu ingin direkam, kita harus menentukan dulu lokasi penyimpanan, nama file, dan juga apakah kita akan membatasi durasi perekaman dalam besaran file. Nah bila semua sudah dilengkapi, tekanlah pilihan Start to Record dan mulailah bergaya di depan kamera.

Saran kami, gunakan webcam di tempat yang pencahayaannya cukup baik. Juga jangan mengambil subyek yang berada terlalu jauh dari lokasi duduk Anda. Tampilan tentu boleh direkam, dalam bentuk klip video.

Anda boleh saja bergerak-gerak saat itu, jangan pedulikan tampilan layar yang terlihat agak terlambat mengikuti gerakan Anda itu. Kelak bila hasil rekaman diputar ulang, gerakan cepat Anda akan terlihat mengalir mulus, tidak terputus-putus seperti saat rekaman diambil.

Saat mencobanya di dalam ruangan, kualitas gambar rekaman kami cenderung tampil gelap dan—mungkin karena subyeknya agak jauh dari kamera—kurang fokus. Warna-warna juga tidak tampak seindah aslinya.

Kendati hasil rekaman webcam kurang memuaskan, kami kagum dengan kejernihan layar LCD Ion P8400DL ini. Gambar-gambar dan foto, termasuk yang diambil dengan kamera digital, terlihat begitu jernih dan memikat saat ditayangkan di layar yang mengusung resolusi 1.024 x 600 pixel itu. Dilihat dari samping pun, tampilan masih enak dilihat.

Nikmatnya Tombol Touchpad
Layarnya jenih, tapi bagaimana dengan keyboard? Karena panjang netbook ini 25,1cm ukuran fisik keyboard di sini termasuk wajar dan lengkap untuk ukuran netbook berlayar 10,2 inci ini. Selain keyboard QWERTY, di deretan paling atas panel keyboard terlihat jajaran tombol F1 - F11. Tombol-tombol ini ditandemkan dengan beberapa fungsi lain, yang pengaktifannya menuntut penekanan Fn. Ini misalnya untuk mengaktifkan Wi-Fi (Fn-F2). Tombol untuk F12 juga tersedia, tetapi menyatu dengan F11. Jadi untuk menggunakan F12, kita harus menekan kombinasi Fn-F11. Dibandingkan tuts QWERTY, tuts-tuts untuk fungsi Esc, ~, F1-F11, PgUp, PgDn, Ins, dan Del berukuran lebih kecil.

Menarikan jari-jemari di atas tuts-tuts keyboard ini menyenangkan. Tuts-tutsnya cukup empuk saat ditekan, kendati tetap saja diiringi dengan bunyi tak-tuk yang untungnya tidak terlalu nyaring. Cuma dalam pendengaran kami, tombol Space mengeluarkan suara yang cukup mengganggu, apalagi ketika kita harus sering menekan-nekannya.

Sebuah touchpad lengkap dengan dua tombol klik tampil di bawah panel keyboard. Touchpad-nya sendiri menggelincir cukup presisi. Sementara itu, kedua tombol klik di bawah touchpad yang berwarna silver itu menambah kenikmatan karena empuk saat ditekan. Sayangnya kenikmatan menggunakan touchpad agak ternoda oleh terdengarnya suara yang cukup kuat ketika kami menekan touchpad.

O ya, di palmrest sebelah kiri tampak sebuah lubang kecil bergambar mikropon. Ya, di situlah mikropon internal ditempatkan oleh Metrodata. Di bawah palmrest, dipasang sepasang speaker. Kualitas suaranya memadai.

Namun, saat menyandarkan telapak tangan di palmrest ini dalam jangka waktu agak lama, kami merasakan jalaran panas, khususnya di sisi kanan. Sengatan panas ini juga terasa di tuts keyboard bagian kanan, dan bagian bawah netbook sebelah kanan.

Karenanya, jika Anda bermaksud menggunakan netbook ini dalam waktu agak lama, kami sarankan Anda untuk meletakkannya di atas meja. Atau jika ingin memangkunya, gunakan alas yang cukup tebal atau meja komputer portabel yang bisa menyerap panas. Meja lipat ringan yang terbuat dari aluminium ini bisa dibeli secara terpisah di toko-toko komputer.

Kinerja
Agak beda dengan kebanyakan netbook yang pernah kami uji, Ion P8400DL ini datang ke tempat kami dengan sistem operasi Microsoft Windows Vista Starter Edition. Alhasil dukungan prosesor Intel Atom N270 1,6GHz yang ditunjang RAM 1GB (maksimal) kurang mampu mengimbangi kinerja Vista. Booting pun—akibat Vista—terasa lambat, membutuhkan waktu sekitar 1 menit 20 detik.

Jika menilik hasil uji benchmark Cinebench R10 yang menorehkan skor 830, dan 3DMark 2006 yang 138, netbook ini yang dipersenjatai chipset grafis Intel GMA950 ini memang kurang cocok dipakai bermain grafis kelas berat. Namun untuk tugas-tugas umum dan khas netbook, Ion P8400DL cukup mumpuni. Berselancar di internet misalnya. Atau mengetik dengan menggunakan aplikasi pengolah kata atau menggunakan aplikasi suite lainnya. Dipakai untuk memutar lagu juga mampu. Main game, selama game tersebut tidak menuntut kecepatan/refresh rate yang cepat pun masih oke.

Kapasitas Baterai Minim
Metrodata melengkapi netbook-nya dengan kemasan baterai Li-Ion 11,1V dengan kapasitas 'hanya' 2.600 mAh. Kapasitas ini relatif kecil sehingga tidak mengherankan jika daya yang disediakannya tidak dapat bertahan lama.

Ketika kami menggunakannya untuk memainkan beberapa game bawaan Vista dan juga mengetik ulasan ini, dalam tempo satu jam daya baterai terkuras 65 persen dan—menurut klaimnya—hanya akan bertahan 46 menit lagi. Kondisi ini terjadi saat kami memilih skema daya Power Saver demi menghemat daya baterai yang berdampak pada penurunan kinerja.

Maka ketika daya baterai—yang sudah diisi penuh—di-benchmark dengan software Battery Eater 05, kami pun tidak terkejut melihat hasilnya yang 1 jam 43 menit. Begitu pula ketika dipakai untuk memutar video HD, baterai bertahan 1 jam 25 menit.

Ada sedikit catatan tentang adaptor yang disertakan Metrodata. Pada unit uji kami, colokkan kabel ke jack DC-in kurang pas dudukannya sehingga mudah terlepas saat tersenggol. Colokan kabel bercabang tiga yang masuk ke adaptor pada unit uji kami pun harus didorong kuat-kuat agar asupan listrik dari jala-jala listrik bisa mengalir masuk ke baterai. Jika tidak, sia-sia saja Anda memasang adaptor untuk mengisi ulang daya baterai. Dan ini sempat kami alami.

Jika semua colokan—ke adaptor maupun ke netbook—terpasang mantap, pengisian ulang baterai Li-Ion untuk P8400DL ke kondisi 100 persen akan tercapai dalam waktu 2 jam 48 menit 17 detik.

***

Jika Anda mencari sebuah netbook yang tampil cukup menarik, Ion P8400DL besutan Metrodata dapat dimasukkan dalam daftar belanja Anda. Apalagi jika Anda seorang yang menyukai segala sesuatu buatan lokal, maka netbook lokal ini semakin layak Anda lirik. Fitur koneksi nirkabel dan kabelnya lengkap, mulai dari Bluetooth, Wi-Fi, sampai LAN, dan modem internal.

Di dusnya, tercantum bahwa netbook Ion P8400DL dipaketkan dengan sistem operasi FOS. Namun tersedia opsi sistem operasi lain yang dapat dibeli secara terpisah, yakni Windows Vista Starter. Jika memilih bundel Windows Vista Starter, Anda harus merogoh kocek 435 dollar AS sebelum dapat membawa pulang Ion P8400DL. Namun jika Anda lebih suka Linux, cukup dengan 400 dollar AS Anda bisa mendapatkan netbook ini.


PLUS: Layar jernih; modem internal dial-up; tombol touchpad empuk.

MINUS: Baterai minim; memori maksimal 1GB. (*)


Hasil Uji
Jika dibandingkan Lenovo IdeaPad S10 yang spesifikasi prosesor, memori dan chip grafisnya setara, kinerja Ion P8400DL tidak terpaut terlalu jauh, kecuali dalam hal daya tahan baterai.

Uji

Ion P8400DL (Intel Atom N270 1,6GHz, RAM 1GB, Intel GMA950, 10,2”, Win Vista Starter)

Lenovo IdeaPad S10 (Intel Atom N270 1,6GHz, RAM 1GB, Intel GMA950, 10”, Win XP Home SP3)

Kinerja
Cinebench R10
830 CB-CPU
815 CB-CPU

17 menit 45 detik

18 menit 4 detik
Encoding Video

1 jam 1 menit 32 detik

58 menit 56 detik

Encoding Audio

14 menit 21 detik

14 menit 25 detik

3DMark 2006
138
-

Daya Tahan Baterai

Memutar HD Video

1 jam 25 menit 57 detik

1 jam 50 menit 6 detik

Battery Eater 05

1 jam 43 menit

2 jam



SKOR PENILAIAN
(maksimal 5)
Kinerja: 3,8
Fasilitas:4,1
Penggunaan: 4
Harga: 4
SKOR TOTAL: 3,97


SPESIFIKASI Ion P8400DL
Prosesor : Intel Atom N270 1,6GHz
RAM : DDR2 667 1GB (maksimal 1GB)
Chipset : Mobile Intel Calistoga-GME i945GME
Kartu grafis : Intel GMA 950
Kartu Suara : Realtek ALC662
Harddisk : Fujitsu MHZ2120BH (120 GB, 5400RPM, SATAII)
Optical drive : -
Fasilitas : LAN, Wi-Fi 802.11 b/g, modem dial-up, Bluetooth, 3-in-1 card reader, 3 USB, kamera Web 1,3MP, port VGA, jack mike, jack headhone
Layar : 10,2" 1024x600 pixel
Sistem Operasi : FOS
Batere : Li-Ion 11,1V 2600mAh
Dimensi : 25,1x18,4x2,8 cm
Bobot (termasuk batere 3-cell): 1, 18kg
Garansi : 1 tahun (batere, suku cadang, ongkos)
Situs Web : www.ion.co.id
Harga kisaran*: US$ 435 (Windows Vista Starter); US$ 400 (Linux)
*Metrodata e-Business


referensi : Kompas.com

Baca artikel yang berkaitan dengan :



0 Response to "Ion P8400DL, Halus Dibelai"

Posting Komentar

Grab this Widget ~ Blogger Accessories

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Tulisan Terbaru

isine