Lama menghilang dari kancah PDAphone di Indonesia, Asus kembali unjuk gigi dengan M930 dan P320. Asus M930 berusaha keras taampil layaknya telepon seluler (ponsel) biasa. Namun bodi bongsornya memang sulit disamarkan. Meski begitu, dimensi M930 tetap lebih kecil dibanding Nokia E90 atau peranti bermodel serupa lainnya. Kami menyukai permukaan casingnya yang tak mengilap dan berwarna gelap karena membuat peranti ini relatif bersih dari bekas tangan.
Entah apa alasan desainer M930 menempatkan tombol On-Off di pojok kiri atas layar; yang jelas jadi terlihat unik. Kami pun tak mengira bahwa palang besi yang membatasi bawah layar ternyata tombol menu kiri (Start) dan kanan (Contacts).
Tebalnya bodi sudah tentu karena menyimpan keyboard Qwerty. Ketika lipatan dibuka, tampilan bagian dalam akan langsung mengingatkan kita pada Nokia E90, LG KT610 atau beberapa model sejenis; layar internal yang diapit dua bidang gelap di satu sisi, dan keyboard Qwerty di sisi lain.
Keyboard terdiri dari 5 baris selayaknya keyboard Qwerty untuk PC. Kita bisa temukan pintasan khusus di baris paling bawah keyboard, yaitu Messaging/Wireless Manager (gambar amplop/pemancar) dan Internet Explorer/Internet Sharing (gambar huruf e/monitor). Di baris ini juga terletak tombol Caps/Shift, Fn, Space, dan a/A/SYM. Yang menarik agaknya adalah tombol Task Manager (bergambar panah melingkar) yang fungsinya sebagai pintasan ke aplikasi-aplikasi yang terakhir kali diakses.
Ukuran tombol-tombol sebetulnya sudah cukup besar; menurut kami, akan lebih menyenangkan bila tombolnya lebih menonjol karena akan memperkecil kemungkinan tergelincir memencet tombol karena permukaan yang nyaris sama rata. Yang terasa mengganggu adalah 2 tombol menu yang menempeli baris pertama keyboard; terlalu rapat sehingga butuh kuku panjang untuk memencetnya.
Kami tak menemukan tombol OK di mana pun; padahal ini cukup membantu untuk keluar dari menu atau aplikasi dengan cepat. Agaknya fungsi ini dirangkap oleh tombol Backspace (gambar panah ke kiri). Tombol ini ada di keypad luar maupun di keyboard dalam. Tombol Home (gambar rumah) untuk kembali ke home screen pun ada 2; berpasangan dengan tombol Backspace di keypad maupun di keyboard.
Jika navigasi 4-arah di ponsel biasanya merangkap sebagai pintasan aplikasi, hal tersebut tak berlaku di peranti berbasis Windows Mobile ini. Yang bisa diubah fungsinya justru tombol Home Screen, Camera, dan Volume. Ini dilakukan dari Settings*Key Assignment. Fasilitas ini sangat berguna untuk memasukkan pintasan yang kita anggap lebih mendesak.
Yang agak berbeda lainnya adalah cara bertelepon. Di keypad, kita langsung saja pencet nomor tujuannya. Tapi di keyboard, yang berfungsi sebagai dial number adalah deretan tombol angka di baris pertama.
Di keypad, kalau ingin ber-video call, kita harus pencet Menu*Video Call setelah memencet nomor tujuan. Di keyboard malah lebih mudah karena ada tombol khusus Video Call yang imut, terjepit antara Call dan End Call.
Kamera yang dipakai pada video call adalah kamera yang ada di pojok kanan atas layar internal. Ini benar-benar hanya untuk video call. Sebaliknya, kamera utama yang ada di belakang bodi agaknya tak bisa dipakai untuk video call; kami hanya temukan setting untuk memotret foto dan merekam video.
Kami sedikit tak puas mengetahui resolusi kedua layar yang hanya 65 ribu warna. Tapi memang ini lebih dari cukup bagi kalangan bisnis yang lebih memanfaatkan kamera sebagai alat bantu kerja. Kedua layar pun sama-sama bukan layar sentuh.
Yang cukup menarik lainnya adalah pemakaian jack 2,5mm untuk colokan headset; letaknya di bawah bodi. Pemisahan fungsi ini dari port (mirip) USB mini memungkinkan kita tetap dapat mendengarkan musik dari headset meski peranti sedang dipakai mentransfer data atau isi ulang batere.
M930 masih memakai Windows Mobile 6 Standard. Kami belum mendapatkan informasi kapan tersedianya upgrade ke versi 6.1. Paling tidak, aplikasi standar untuk kerja maupun bersenang-senang sudah lebih dari cukup. Jika masih belum puas, tinggal install software pihak ketiga. Kapasitas storage M930 masih dapat ditambah karena disediakan slot MicroSD; bisa kita temukan di kanan bodi, dengan penutup bertulisan MicroSD.
***
Desain yang dipakai M930 sebetulnya sudah banyak dipakai oleh peranti pintar lainnya. Nilai plus agaknya terletak pada sistem operasi Windows Mobile yang jadi jaminan kompatibilitas antara PC dan peranti. (Septyarini)
Plus : Keybord Qwerty
Minus : Bodi bongsor.
Spesifikasi Asus M930
Rilis | September 2008 |
Jaringan | GSM 900/1800/1900 MHz, UMTS 2100, HSDPA |
Bentuk | Lipat |
Dimensi | 113x54x19 mm |
Bobot | 158 gram |
Sistem operasi | Windows |
Prosesor | TI OMAP 2431 450 MHz |
Memori | Flash ROM 256MB, SDRAM 64MB |
Memori tambahan | MicroSD; dukung SDHC |
Batere | Li-ion 3.7V 1100mAh |
Waktu siaga | rata-rata 2 hari |
Waktu bicara | rata-rata 3 jam |
Layar | Luar 2 inci, TFT, 240x320 pixel, 65 ribu warna Dalam 2.5 inci, TFT, 400x240 pixel, 65 ribu warna |
Konektivitas antar peranti | USB mini, Bluetooth 2.0 + EDR, WLAN 802.11 b/g |
Konektivitas internet | GPRS/EDGE, UMTS, HSDPA |
Kamera | 2.0MP (utama), 0.3 (sekunder) |
Aplikasi | Voice Notes, Office (Excel Viewer, PDF Viewer, PPT Viewer, Word Viewer), Java, Remote Presenter, Spb Zip, Task Manager, Voice Commander, Camera, Streaming Player, My Secrets |
Isi paket | Charger, headset, manual |
Harga kisaran* | Rp 5 juta |
0 Response to "Asus M930"
Posting Komentar